Akhlak Tercela

Sifat terpuji dan tercela yang tertanam dalam diri manusia selalu berdampingan dan terlihat dalam perilaku sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan, terpujilah sikap orang tersebut. Sebaliknya apabila perilaku seseorang menampilkan keburukan atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat dilarang oleh Allah swt. dan harus dihindari dalam pergaulan seharihari karena akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Di antara sifat tercela dalam pembahasan berikut adalah sifat ananiyah, gadab, hasad, dan namimah.

A. Ananiah

1. Pengertian Ananiah

Ananiah berasal dari bahasa Arab Anâniyyah yang berarti kesan, penonjolan diri, pengakuan atau menghubungkan semua masalah (kebaikan) kepada satu pribadi.

Di dalam ilmu jiwa, ananiah dikenal dengan istilah egoistis, yaitu mementingkan diri sendiri dan mengingkari keberadaan orang lain. Dalam ilmu akhlak menurut Jamil Shaliba, ahli filsafat, ananiah berarti sebagai sikap yang terlalu mencintai diri sendiri sehingga menghilangkan kecintaan yang lainnya. Kepentingan pribadi lebih utama dari kepentingan yang lain.

Ananiah termasuk akhlak tercela karena ia kurang menyadari bahwa semua yang dimiliki itu berasal dari Allah dan tidak abadi. Menurut Al-Ghazali, ananiah itu terjadi karena, antara lain kecantikan, kekayaan, kepandaian, kedudukan yang tinggi, dan jasa yang pernah diberikan.

Orang yang egois biasanya membangga-banggakan diri sendiri, menganggap orang lain hina dan rendah. Padahal Allah swt. dengan tegas tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Firman Allah swt.:
إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا

Artinya: “... Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri ...” (Q.S. An-Nisa’/4: 36)

2. Contoh Perilaku Ananiah

Contoh perilaku ananiah adalah sebagai berikut.
a. Di dalam bersikap selalu ingin menang sendiri.
b. Tidak mau mengerti dan memahami perasaan orang lain.
c. Selalu mengganggu kenyamanan hidup orang lain.
d. Tidak pernah mau mendengar saran atau kritikan orang lain.

3. Bahaya Ananiah

Sebagai orang muslim, kita harus menjauhi sifat egois. Karena sifat egois akan merugikan diri sendiri dan diri orang lain serta lingkungan. Bahaya egois misalnya:
a. merusak hubungan persaudaraan karena hanya mementingkan dirinya sendiri
b. memutuskan hubungan silaturrahim karena ia lebih suka orang lain bersilaturahim kepadanya.
c. dikucilkan orang dan teman-temannya
d. menimbulkan kebencian, pertengkaran dan permusuhan.
e. berdosa di sisi Allah.

Rasulullah saw. bersabda yang
اِذَرَأَيْتَ شُحًا مُطَاعًاوَهَوًى مُتَبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَاِعْجَابَ كُلِّ ذِى وِأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ ...
Artinya: Jika engkau melihat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dunia dimuliakan dan kekaguman pemilik pendapat terhadap pendapatnya, jagalah dirimu. (H.R. Abu Dawud : 3778).

4. Menghindari Perilaku Ananiah

Berikut ini terdapat beberapa hal yang harus dilakuan supaya dapat terhindar dari pelkukah ananiah.
a. Menyadari bahwa perbuatan anniyah dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
b. Menyadari bahwa perilaku ananiyah apabila dibiarkan akan mengarah pada sikap takabur dibenci Allah swt.
c. Menyadari bahwa manusia diciptakan sama dan mempunyai hak yang sama.
d. Menekan hawa nafsu dan memupuk sikap tenggang rasa.

B. Gadab

1. Pengertian Gadab

Gadab berasal dari bahasa Arab berarti marah. Marah adalah suatu sikap atau emosional yang tidak terkendali. Marah termasuk sifat tercela. Sebagai orang muslim harus pandai-pandai menahan diri, jangan sampai mudah marah.
Rasulullah saw. Bersabda

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَجُلًا قَلَ لِنَّبِيِّ صَلَى اللهً عَلَيْهِ وَسَلَمْ اَوْصِنِيْ قَالَ لَاتَغْضَبْ فَرَدَّدَمِرَارًا قَالَ لَاتَغْضَبْ ( رواه البخارى )

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. Bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Nabi Muhammad saw.’ “Nasehatilah aku!” Nabi Muhammad saw. bersabda, “Janganlah kamu mudah marah!” Lalu, diulangi beberapa kali sabdanya, “Janganlah kamu mudah marah!”. (H.R. Bukhari : 5651)

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهِ عَلَيْهِ وَسَّلَمْ فَالَ : لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِاِنَّمَا الشَّدِيْدُ اَلَّدِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ ( رواه البخارى )

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah orang yang kuat itu adalah fisiknya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika ingin marah. (H.R. Bukhari: 5649).

Firman Allah swt.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali-Imran/3: 134)

Dari ayat dan hadis di atas jelaslah bahwa orang yang kuat itu adalah orang-orang yang mampu menahan amarahnya, dan menahan amarah termasuk tanda-tanda orang bertakwa dan disukai Allah.

2. Bahaya Gadab

Bahaya marah antara lain:
a. dapat merusak hubungan pertemanan
b. orang yang suka marah akan dijauhi orang.
c. orang yang tidak dapat menahan amarah dapat mengakibatkan dirinya pusing
d. orang yang marah dapat menimbulkan dosa, apalagi marah yang berkepanjangan

Usaha untuk menjauhi sikap marah, antara lain : berusaha menyadari akibat buruk dari marah, berusaha mengoreksi kesalahan dirinya sendiri, dan membiasakan diri bersikap sabar. Rasulullah saw. bersabda:
قَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلم : اِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَاِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَاِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَاغَضَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ ( رواه ابوداود )
Artinya: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya marah itu dari setan dan sesungguhnya setan itu dari api dan sesungguhnya api itu dapat padam dengan air. Jika di antara kamu marah, segeralah berwudlu. (H.R. Abu Dawud : 4152)

3. Contoh Perilaku Gadab

Contoh perilaku gadab antara lain sebagai berikut.
a. Lebih cenderung melakukan tindakan-tindakan yang kasar, seperti menggebark meja, membanting gelas, dan membunuh.
b. Mudah tersinggung apabila ada perbuatan atau perkataan orang lain yang tidak berkenan di hati.
c. Tidak menyelesaikan masalah secara arif atau bijaksana.
d. Mudah terpancing emosi.

4. Menghindari Perilaku Gadab

Adapun untuk menghindari perilaku gada di antaranya sebagai berikut.
a. Senantiasa membaca istigfar sambil menarik napas panjang.
b. Meninggalkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya marah.
c. Menyadari bahwa perilaku amarah sangat dibenci Allah SWT. Dan manusia.
d. Berusaha belajar memiliki sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain.

C. Gibah

1. Pengertian Gibah

Gibah adalah mengumpat atau menggunjing, yaitu suatu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain. Karena merasa dirinya lebih baik dan benci terhadap orang tersebut. Perbuatan mengumpat dan menggunjing termasuk perbuatan tercela.

Allah berfirman :

وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya: Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujarat/49 : 12)

Nabi Muhammad saw. juga menerangkan tentang gibah dalam sabdanya sebagai berikut.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهِ عَلَيْهِ وَسَّلَمْ فَالَ : اَتَدْرُوْنَ مَاالْغِيْبَةُ ؟ قَلُوْا, اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَعْلَمُ, قَلَ : ذِكْرُكَ اَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيْلَ اَفَرَأَيْتَ اِنْ كَانَ فِى اَخِى مَااَقُوْلُ ؟ قَالَ : اِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبَتَهُ ( رواه مسلم )
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: ”Tahukah kamu apa gibah itu?” Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Lalu Nabi bersabda” Kamu sebut-sebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.” Lalu Rasul ditanya: ”Bagaimana jika saudaraku itu memang seperti itu yang aku katakan tadi?” Nabi menjawab: “Walaupun yang kamu katakan itu benar, maka kamu berarti telah menggunjinginya.” (H.R. Muslim : 4690)

Jadi gibah adalah perbuatan yang dilarang Allah swt. walaupun yang dikatakannya itu benar adanya.

2. Contoh Perilaku Gibah

Contoh perilaku gibah adalah sebagai berikut.
a. Membicarakan keburukan orang lain melalui lisan, seperti antartetangga yang satu dengan yang lain.
b. Membicarakan keburukan orang lain melalui bahasa isyara.
c. Membicarakan keburukan orang lain melalui gerakan tubuh dengan maksud mengolok-ngolok.
d. Membicarakan keburukan orang lain melalui media massa tanpa ada maksud untuk kebaikan.

3. Menghindari Perilaku Gibah

Karena gibah termasuk dosa dan sering membawa kepada permusuhan, maka hindarilah bergibah. Berikut ini di antara cara supaya terhindar dari perilaku gibah.
a. Selalu mengingat bahwa perbuatan gibah adalah penyebab kemarahan dan kemurkaan Allah swt.
b. Selalu mengingat bahwasanya timbangan kebaikan gibah akan pindah kepada orang lain yang digunjingkannya.
c. Hendaknya orang yang melakukan gibah mengingat terlebih dahulu aib dirinya sendiri dan segera berusaha memperbaikinya.
d. Menjauhi faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya gibah.
e. Senantiasa mengingatkan orang-orang yang melakukan gibah.

D. Namimah

1. Pengertian Namimah

Namimah adalah fitnah atau adu domba, dengan tujuan agar terjadi perpecahan di antara dua belah pihak. Allah swt. berfirman:

وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلافٍ مَهِينٍ (١٠) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (١١)

Artinya: Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela yang kian kemari menghambur fitnah. (Q.S. Al-Qalam/68 : 10-11).

Rasulullah saw. bersabda: Seburuk hamba adalah orang-orang yang berjalan ke sana kemari dengan mengadu domba, memecah-belah antara kekasih, dan yang yang suka mencari-cari cacat orang yang baik. (H.R. Ahmad)

Menurut Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarfin Nawawi dalam kitab Riyadus salihin namimah didefinisikan sebagai berikut.

اَلنَّمِيْمَةُ هِيَ نَقْلُ الْكَلَامِ بَيْنَ النَّاسِ عَلَى جِهَةِ الْاِ فْسَادِ.
Artinya: “Namimah adalah merekayasa omongan untuk menghancurkan sesama manusia.”

Namimah termasuk perbuatan tercela yang harus kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana larangan Allah swt. dalam surah Al-Qur’an surah Al-Qalam berikut.

وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلافٍ مَهِينٍ (١٠) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (١١) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ (١٢) عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ (١٣) أَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ (١٤)

Artinya: “Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, yang bertabiat kasar,selain itu juga terkenal kejahatannya, karena dia kaya dan banyak anak.” (Q.S. Al-Qalam/68:10-14)

Hadis Nabi Muhamamd saw. juga mengancam bagi orang yang berperilaku namimah tidak akan masuk surga..

عَنِ ابْنِ عَبَاسِ قَالَ مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلم بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ أِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ فِى قُبُوْرِهِمَا وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيْرٍ كَانَ اَحَدُهُمَا يَمْشِيْ بِالنَّمِيْمَةِ وَكَانَ الْاٰخَرُ لَايَسْتَنْزِهُ عَنِ تاْبَوْلِ ( رواه الدارمي )
Artinya: Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Rasulullah saw. Melewati dua makam (kuburan) lalu Nabi bersabda: “Sesungguhnya dua orang yang ada di kubur ini disiksa. Salah seorang di antaranya disiksa karena selalu mengadu domba (menebar fitnah) dan yang satu lagi
karena tidak bersih ketika bersuci (dari buang air kecilnya).” (H.R. Ad-Darimi: 732)

Dari dua dalil di atas menunjukkan betapa besar dosa orang yang mengadu domba (memfitnah). Sebab dengan adu doma, seseorang dapat saling bertengkar, membunuh bahkan berlanjut dengan permusuhan yang berkepanjangan antarkeluarga, dan antarkelompok. Oleh karena itu, jangan suka mengadu domba (memfitnah) dengan sesamanya.

2. Contoh Perilaku Namimah

Contoh perilaku namimah adalah sebagai berikut.
a. Mempunyai maksud yang tidak baik terhadap orang lain terutama orang yang sedang diadu domba.
b. Terlalu mudah percaya pada orang lain tanpa mengetahui kebenarannya.
c. Suka berkumpul/menggosip.
d. Provokator (menjadi provokator).

3. Menghindari Perilaku Namimah

Di antara cara menghindari perilaku namimah adalah sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa perilaku namimah menyebabkan seseorang tidak masuk surga meskipun rajin beribadah.
b. Jangan mudah percaya pada seseorang yang memberikan informasi negatif tentang orang lain.
c. Menghindari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku namimah, seperti berkumpul tanpa ada tujuan yang jelas dan menggosip.

E. Hasad

1. Pengertian Hasad

Pengertian dengki adalah menaruh perasaan benci, tidak senang yang amat sangat terhadap keberuntungan orang lain yang mendapat kenikmatan sehingga timbul perbuatan jahat agar kenikmatan yang diperoleh orang itu hilang dan pindah kepada dirinya. Sifat dengki adalah perbuatan tercela. Dengki sama dengan hasad dan harus dihindari. Rasulullah saw. bersabda:

اَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ النَّبِيِّ صَلَى اللهِ عَلَيْهِ وَسَّلَمْ فَالَ اِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَاِنَّ َالْحَسَدَ يَأْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْ كُلُ النَّارُ الْحَطَبَ اَوْ قَالَ الْعُشْبَ (رواه ابوداود )

Artinya: Dari Abu Hurairah katanya: “Telah bersabda Rasulullah saw. hendaklah engkau menjauhi diri dari sifat hasud sebab hasud itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar/rumput. (H.R. Abu Dawud : 4257)

Bahaya dengki atau hasad, antara lain
a. menimbulkan permusuhan;
b. menimbulkan perasaan dendam;
c. menghilangkan persahabatan;
d. menghilangkan kebaikan yang telah dilakukan;
e. berdosa dan dibenci Allah swt.

2. Contoh Perilaku Hasad

Contoh perilaku hasad antara lain sebagai berikut.
a. Tidak mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah swt. Kepada kita.
b. Tidak senang atas keberhasilan atau kebahagiaan orang lain.
c. Tertawa di atas penderitaan orang lain.
d. Rasa tidak percaya diri atas kekurangan ataupun kelebihan yang kita miliki.
e. Timbulnya keinginan untuk mencelakakan orang lain.

3. Menghindari Perilaku Hasad

Bagaimana cara menghindari perilaku hasad yang tumbuh di hati kita? Perhatikan hal-hal berikut.
a. Mensyukuri setiap nikmat yang diberikan Allah swt.
b. Menyadari bahwa perilaku hasad sangat berbahaya dan harus dijauhi.
c. Menyadari bahwa perilaku hasad dapat menghapus segala kebaikan yang telah dilakukan apabila masih suka menghasud.
d. Berpikir positif atas segala kejadian yang menimpa kita.

e. Tetap percaya diri dan optimis dengan kekurangan yang kita miliki.



Dikutip dari Pendidikan Agama Islam 2 untuk kelas VIII SMP Kementerian Pendidikan Nasional
loading...

Postingan terkait: