MENGHADIRKAN ISLAM DI TENGAH
MASYARAKAT MAJEMUK
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي جعل الإنسان خليفة بارسطاة وانواع
مختلفة. وبذالك اوجب علينا اخوة الصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن
تبع رسالته {اما بعد}
HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH
Rasisme
dan diskriminisme merupakan paham yang sangat paradok dengan kemajemukan.
Jammes Monrou dengan doktrinnya “American is on America” telah
menganggap bahwa bangsa Amerika paling baik dari bangsa lain. Benneto Mussolini
dengan ajarannya, Fasisme Italia merasa bahwa bangsanya lebih mulia dari bangsa
lain. Hirohito dengan Fasisme Jepangnya mencetuskan bahwa bangsanya paling
pantas memimpin dunia. Alhasil paham-paham tersebut tidak menghargai
kemajemukan. Samuel Eto’o, pemain sepak bola asal Kamerun pun ikut menjadi
salah satu korban rasisme, sehingga jauh-jauh hari Persatuan Sepakbola Eropa
(UEF) mencanangkan program kampanye “Let’s Kick Racism out of Football”.
Dan di Indonesia kita diinggatkan akan kerusuhan Mei 1998, di mana sasaran
utamanya adalah orang-orang Tionghoa, masyarakat secara umum tidak melihatnya
sebagai suatu tindakan biadab. Banyak yang mengutuk, dari luar negeri,
Negara-negara sahabat, lembaga-lembaga PBB maupun lembaga HAM Internasional
mengutuk keras rasial Mei 1998.
Penghargaan
dalam Islam tidak berdasarkan ras, suku, keturunan, prestise, tapi penghargaan
dalam Islam berdasarkan amal dan prestasi. Untuk mengetahui lebih dalam
mengenai sikap Islam dan dunia kemajemukan, maka pada kesempatan ini kita
bicarakan “MENGHADIRKAN ISLAM DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK ”. Dengan
rujukan surat Al-Hujurat, ayat 13 :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN
RAHIMAKUMULLAH
Menurut
ibnu Asy-Syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari abu bakar
bin abu daud, bahwa ayat ini berkenaan dengan keinginan Rasulullah SAW
untuk menikahkan Abi Hindin kepada seorang puteri dari kalangan Baidhah.
Bani Baidhah dengan sinis berkata pada Rasulullah ” ya Rasulullah
pantaskah kami mengawinkan putri-putri kami kepada budak-budak kami ? Rasul
belum sempat menjawab saat itu, jibril datang menyampaikan surat Al-Hujurat
ayat 13 yang diawali dengan يَاأَيُّهَا النَّاسُ, Menurut Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwat
al-Tafsir beliau menjelaskan :
أي خطاب لجميع البشر
Artinya
: “objeknya adalah seluruh manusia”.
Bahwa
manusia baik laki-laki maupun perempuan walau bercorak suku berlainan bangsa
semuanya memiliki harkat dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT. Fungsinya
bukan untuk saling menutup diri, melecehkan, menghina, membangga-banggakan
kelompok, suku bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab dengan tegas
Rasulullah SAW bersabda :
ليس منا من دعا على عصبيته وليس منا من مات على عصبيته
Artinya
: “Bukan golongan kita, orang yang membangga-banggakan kesukuan dan bukan
golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan dan memperjuangkan
kesukuan.”
Ini
berarti kemajemukan tersebut harus kita jadikan jembatan emas
لِتَعَارَفُوا أي ليحصل بينكم التعارف والتألف
Artinya
: “Agar kamu saling mengenal, yakni menjalin komunikasi yang harmoni dan
menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada pandang sayang.”
Demikian
ungkapan Imam Ali Ashobuni dalam Safwat at Tafassir.
HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH
Timbul
pertanyaan, bagaimana sikap kita dalam menyikapi kemajemukan bangsa Indonesia
ini sebagai suatu berkah? Pertama, sebagai umat yang mayoritas mari kita
jalin ukhuwah Islamiyyah di Negara kita ini. Meskipun kita berbeda suku, adat
istiadat, maupun organisasi dan partai pilihan, tapi kalau satu akidah, tidak
boleh saling menghina, memfitnah, mengadu domba, apalagi sampai menumpahkan
darah.
Mengingat
pentingnya ukhuwah Islamiyah ini, pantas jikalau Rasulullah SAW ketika sedang
sakit keras, namun beliau bangkit berdiri dan berkata tentang pertentangan yang
terjadi antara kaum Aus dan Khazraj :
ابدا ابدا ابدا الجاهلية من بعد ما جاءتهم البينات وانا
احضر بينكم
Artinya : “Apakah kamu akan kembali ke dalam tradisi
jahiliyah (berpecah belah) setelah datang penjelasan-penjelasan dan aku masih
hadir di antara kalian.”
Sikap
keras Rasul tersebut hadirin, merupakan realisasi untuk merajut ukhuwah
Islamiyah yang harus kita teladani dalam menyikapi kemajemukan bangsa kita ini.
Karena perpecahan kaum Aus dan Khazraj merupakan symbol bibit perpecahan
internal umat Islam yang saat ini banyak terjadi.
Sebagai
bukti, disebabkan perbedaan pendapat masalah furuiyah, berlainan organisasi
yang diperkokoh oleh kepentingan pribadi dan kelompok, lantas pisah partai,
putus silaturrahim, berakhir dengan saling tonjok, saling rampok, bahkan saling
bacok. Na’udzubillah.
Kedua,
sebagai warga Negara Indonesia, mari kita wujudkan dan kita pelihara ukhuwah
wathoniyah, dengan cara mengamalkan kembali filsafat momentum sumpah pemuda
yang telah diikrarkan oleh bangsa Indonesia terdahulu, bahwa kita satu nusa, satu
bangsa dan satu bahasa.
HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH.
Jikalau
beberapa upaya langkah-langkah ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan bangsa
kita akan menjadi bangsa yang selalu menghargai akan adanya perbedaan,
sehingga bangsa kita akan senantiasa mendapatkan keberkahan dalam menjalankan
pembangunan di Negara kita ini, sebagaimana yang Allah janjikan dalam
surat Al-A’raf ayat 96 :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ
فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ{٩٦}
Artinya
: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.”.
HADIRIN JAMA’AH SYARHIL QUR’AN ROHIMAKUMULLAH
Dr.
Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at Tafsir min Fath al Qadhir
menjelaskan bahwa jikalau umat manusia beriman dan bertakwa :
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ
وَالأَرْضِ أي لوسعنا عليهم الخير من كل جانب
Artinya
: “pasti Allah lapangkan bagi mereka keberkahan dari langit dan Allah
lapangkan keberkahan dari bumi.” syaratnya iman dan taqwa.
HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Dari
uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa jikalau segala upaya
telah kita lakukan mudah mudahan bangsa kita menjadi bangsa yang bersatu pada
sehingga dapat membentuk Negara yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur,
amin.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mudah mudahan ada manfaatnya…
والله المستعان إلى احسن الحال
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
loading...