Iman kepada Kitab-Kitab Allah


Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada rasul-Nya untuk dipercaya sepenuh hati bahwa kitab-kitab itu adalah firman Allah. Kitab-kitab itu diturunkan Allah kepada para rasul-Nya agar disampaikan kepada manusia sebagai pedoman hidup.

A. HAKIKAT IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.

1. Pengertian Iman kepada Kitab-Kitab Allah swt.
Pernyataan iman seseorang kepada Allah swt. yang tidak diikuti dengan keyakinan adanya kitab-kitab suci-Nya hanyalah omong kosong. Kitab-kitab Allah swt. adalah himpunan wahyu yang diturunkan kepada para rasul-Nya untuk disampaikan kepada manusia sebagai pedoman hidup.

Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ketiga. Kitab-kitab Allah swt. yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa a.s.
b. Kitab Zabur diwahyukan kepada Nabi Daud a.s.
c. Kitab Injil diwahyukan kepada Nabi Isa a.s.
d. Kitab Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

Setiap muslim wajib beriman kepada keempat kitab suci tersebut tanpa membeda-bedakan antara yang satu dan yang lain. Pengingkaran terhadap salah satu kitab berarti pengingkaran terhadap semuanya.

Iman kepada kitab-kitab Allah swt. meliputi tiga perkara pokok, yaitu
a. meyakini bahwa Allah swt. memiliki beberapa kitab suci yang diwahyukan kepada rasul Nya untuk dijadikan pedoman hidup manusia;
b. meyakini kebenaran ajaran yang ada di dalamnya secara mutlak tanpa keragu-raguan sedikit pun;
c. mengamalkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu, anggota keluarga, maupun anggota masyarakat.

Perbedaan beriman kepada kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an dengan kitab suci Al-Qur’an adalah sebagai berikut.
a. Beriman kepada kitab suci sebelum Al-Qur’an cukup meyakini keberadaan kitab suci tersebut dan tidak wajib mengamalkan petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya.
b. Beriman kepada kitab suci Al-Qur’an dengan cara meyakini keberadaannya, meyakini kebenaran petunjuknya, dan mengamalkan petunjuk-petunjuk tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Allah swt. berfirman sebagai berikut.

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (٤)
Artinya: Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkankepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelumengkau dan mereka yakin akan adanya akhirat. (Q.S. Al-Baqarah/2: 4)

2. Perbedaan antara Kitab dan Suhuf
Kitab adalah kumpulan firman Allah swt. yang diwahyukan kepada rasul-Nya. Wahyu itu dicatat dalam lembaran-lembaran kertas. Kumpulan lembaran-lembaran yang sudah berwujud buku itu lazimnya disebut
sebagai kitab.

Kitab yang diturunkan Allah swt. ada empat, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Kitab kitab itu memiliki kesamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah semua kitab itu mengajarkan keesaan Allah swt. sehingga agama-agama sebelum Islam lahir dikenal dengan sebutan agama tauhid, yakni agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah swt. Perbedaannya terletak pada sifatnya. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an bersifat lokal dan ajaran-ajarannya sederhana, sedangkan Al-Qur’an bersifat universal dan abadi sepanjang masa serta lebih luas ajarannya.

Adapun yang dimaksud suhuf adalah lembaran-lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah swt. yang diberikan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia.

Dengan demikian, jika kita bandingkan dengan kitab, suhuf relatiflebih sedikit daripada kitab. Beberapa suhuf dikumpulkan sehinggamenjadi sebuah kitab.Allah swt. berfirman sebagai berikut.
إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الأولَى (١٨)صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (١٩)
Artinya: Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang terdahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S. Al-A‘la/87: 18-19)

B. NAMA KITAB-KITAB ALLAH DAN RASUL PENERIMANYA

1. Kitab Allah swt.

a. Kitab Suci Taurat
Taurat dalam bahasa Ibrani, Thora, artinya kitab suci yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Musa a.s. untuk Bani Israil. Hal itu dinyatakan dalam firman Allah swt. sebagai berikut.

وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلا (٢)

Artinya: Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kamijadikannya petunjuk bagi Bani Israil, (dengan firmannya)“Janganlahkamu mengambil (pelindung) selain Aku. (Q.S. Al-Isra’/17: 2)

b. Kitab Suci Zabur
Zabur adalah nama kitab suci yang diberikan kepada Nabi Daud a.s. Zabur berasal dari kata zabara - yazburu - zabur, yang berarti menulis.
Zabur disebut juga dalam bahasa Arab dengan mazmur dan jamaknya mazamir. Allah swt. berfirman sebagai berikut.
وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلاً يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (١٠)
 Artinya: Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Daud karuniadari Kami. (Kami berfirman), ”Wahai gunung-gunung dan burungburung!Bertasbihlah berulang-ulang kepada Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.” (Q.S. Saba’/34: 10)

c. Kitab Suci Injil
Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Kitab inipada intinya berisi ajakan kepada umat Nabi Isa a.s. untuk hidupmenjauhi kerakusan dan ketamakan duniawi. Hal itu dimaksudkanuntuk meluruskan pandangan orang-orang Yahudi yang bersifatmaterialistis (mementingkan kehidupan dunia).

Kitab Injil yang ada sekarang berbeda dengan Injil asli yangditurunkan Allah swt. kepada Nabi Isa a.s. Dalam bentuknya yangsekarang ada sejumlah pengikut Nabi Isa a.s. yang memasukkankarangannya ke dalam kitab Injil dan menghapus hukum-hukum yang
tertera dalam kitab Taurat yang tidak sesuai pada zaman itu.Allah berfirman sebagai berikut (Q.S. Al-M-aidah/5:44) beserta artinya.

إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالأحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ (٤٤)

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabinabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayatayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.

d. Kitab Al-Qur’an
Kitab Al-Qur’an diberikan kepada Nabi Muhammad saw., berbahasa Arab berisi secara global tentang iman, Islam dan ihsan serta bermacam-macam hukum dan meluruskan terhasap kitab-kitab sebelumnya. Kitab Al-Qur’an adalah untuk seluruh umat manusia,
bahkan sebagai rahmat bagi alam semesta.
Firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٢٨)

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.” (Q.S. Saba/34:28)
Di ayat lain Allah berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (١٠٧)

Artinya: “dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya/21:107)

Rahmat yang ditimbulkan oleh kerasulan Nabi Muhammad saw. tidak hanya meliputi alam semesta, tetapi meliputi pula jin dan  malaikat. Alam semesta itu tidak hanya sebatas pada bumi ini saja, tetapi juga meliputi planet lain.

Dari keterangan dan uraian di atas dapatlah diketahui bahwa kitab-kitab sebelum Al-Qur’an dan hanya untuk kaum tertentu dan pada masa tertentu, yaitu untuk kaum dan masa nabi-nabi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah untuk seluruh manusia dan sepanjang masa.

2. Sikap dan Perilaku Orang yang Beriman kepada Kitab-Kitab Allah swt

Sikap dan perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Nabi Daud as, dan Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut:
a. memercayai adanya kitab-kitab tersebut sebagai wahyu Allah swt. Yang disampaikan kepada Nabi Musa a.s., Nabi Daud a.s., dan Nabi Isa a.s;
b. meyakini kebenaran petunjuk yang ada di dalamnya (khususnya kitab Taurat, kitab Zabur, dan kitab Injil yang asli);
c. memiliki rasa hormat kepada kitab-kitab tersebut serta tidak meremehkannya;
d. menghormati para rasul penerima kitab-kitab tersebut;
e. merasa tidak rela apabila ada pihak-pihak lain yang meremehkan kitab-kitab tersebut (terutama yang asli), sebagaimana kita tidak rela apabila kitab suci Al-Qur’an diremehkan orang.

C. MENCINTAI AL-QUR’AN SEBAGAI KITAB ALLAH
Selain kitab Taurat, kitab Allah ang wajib kit aimani adalah Al-Qur’an. Menurut bahasa, Al-Qur’an berarti bacaan. Adapun menurut istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah swt. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai nabi terakhir. Dinamakan Al-Qur’an karena merupakan kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari, dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik.

1. Fungsi Al-Qur’an Diturunkan

Kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt. kepada rasul-rasul-Nya berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman hidup manusia. Kehidupan manusia di dunia ini mengalami perkembangan dari kehidupan yang sederhana menjadi lebih maju atau modern. Oleh sebab itu, Allah swt. tidak hanya menurunkan satu kitab suci.

Pada waktu pemikiran manusia masih sederhana, Allah swt. menurunkan kitab suci yang sederhana agar manusia dapat mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada di dalam kitab suci tersebut. Setelah pemikiran manusia berkembang pesat, Allah swt. menurunkan kitab suci
yang sempurna.

Kedudukan Al-Qur’an dengan kitab-kitab suci yang lain sebagai penyempurna. Ajaran yang terdapat dalam kitab suci terdahulu bersifat sederhana dan disempurnakan oleh kitab suci Al-Qur’an.
Allah swt. berfirman sebagai berikut.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ....(٤٨)

Artinya: Dan Kami telah menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu (muhammad) menjaganya dengan membawa kebenaran, yang membenar kankitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu(Q.S. Al-Ma’idah/5: 48)

Ayat di atas menjelaskan bahwa kedudukan Al-Qur’an terhadap kitab-kitab yang lain adalah sebagai berikut.
a. Al-Qur’an membenarkan isi kitab sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil. Adapun yang dibenarkan ialah yang masih asli, belum dicampuri perkataan manusia. Al-Qur’an membenarkan isi kitabkitab sebelumnya karena inti ajaran dalam kitab-kitab tersebut sama
dengan inti ajaran yang ada dalam Al-Qur’an, yakni mengesakan
Allah swt.
b. Al-Qur’an menjadi batu ujian. Maksudnya, apabila petunjuk yang ada di dalam kitab-kitab yang terdahulu sesuai dengan Al-Qur’an, petunjuk tersebut adalah benar. Sebaliknya, apabila petunjuk yang terdapat dalam kitab terdahulu tidak sesuai dengan Al-Qur’an. Hal itu berarti salah.

2. Kandungan Al-Qur’an

Ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an secara garis besar, antara lain sebagai berikut.
a. Akidah, yakni mengajarkan kepercayaan terhadap Allah swt. malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, dan takdir. Keenam perkara ini disebut rukun iman atau pokok-pokok kepercayaan. Di samping enam pokok kepercayaan tersebut, diajarkan pula kepercayaan akan hal-hal gaib, seperti jin, setan, alam akhirat, surga, dan neraka.
b. Ibadah, yakni mengajarkan tentang cara-cara beribadah kepada Allah swt.
c. Muamalah, yakni mengajarkan hubungan antarmanusia, baik dalam keluarga, tetangga, maupun masyarakat.
d. Akhlakul karimah, yakni mengajarkan tentang budi pekerti yang mulia, baik dengan anggota keluarga dan masyarakat secara luas maupun dengan Allah swt. sebagai penciptanya.
e. Tarikh, yakni menceritakan sejarah umat terdahulu untuk diambil pelajaran bagi umat sesudahnya.
f. Syariat, yakni mengajarkan tentang peraturan perundang-undangan secara menyeluruh yang berkaitan dengan ibadah, akidah, dan muamalah.

Dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa lebih dari 60% ayat-ayat Al-Qur’an membicarakan alam semesta, sedangkan 40% lainnya membicarakan tentang akidah, ibadah, dan hukum. Hal itu yang menyebabkan Al-Qur’an sesuai dengan kehidupan manusia di zaman modern, seperti sekarang. Ayat-ayat Al-Qur’an yang mengajak manusia untuk belajar dan memikirkan alam semesta, misalnya terungkap dalam lafal-lafal sebagai berikut.
a. 
لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

Artinya: (adalah tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mau mendengarkannya)(Q.S. Yunus/10:67)
b.
لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: (adalah tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mauberpikir) (Q.S. Ar-Ra’d/13:3)

3. Keistimewaan Al-Qur’an

Keistimewaan kitab suci Al-Qur’an dibandingkan dengan kitab suci yang lain adalah sebagai berikut.

a. Keaslian Al-Qur’an

Selama empat belas abad lebih, kitab suci Al-Qur’an tidak mengalami perubahan sedikit pun, baik tulisan maupun isi kandungannya. Keadaan seperti itu terus berlangsung sampai akhir kehidupan dunia ini. Keaslian Al-Qur’an seperti itu diakui oleh para sejarawan, baik muslim maupun nonmuslim.

Keaslian Al-Qur’an telah ditegaskan oleh Allah swt. dalam firman- Nya sebagai berikut.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya: Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr/15: 9)

b. Isi Al-Qur’an

Kelebihan ajaran Al-Qur’an dibanding dengan kitab suci yang lain antara lain sebagai berikut.
1) Dalam bidang ibadah, Al-Qur’an, antara lain menjelaskan salat, zakat, puasa, dan haji. Keempat macam ibadah tersebut dinamakan ibadah mahdah, yakni ibadah yang sudah ada aturannya secara rinci dalam agama.
2) Dalam bidang akidah, Al-Qur’an telah menegaskan bahwa satusatunya sembahan manusia yang hak adalah Allah swt. Pengakuan adanya sembahan selain Allah swt. dinyatakan syirik dan merupakan dosa terbesar di dalam Islam.
Allah swt. berfirman sebagai berikut.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)اللَّهُ الصَّمَدُ (٢)لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)

Artinya: Katakanlah (Muhammad), ”Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Q.S. Al-Ikhl-a.s/112: 1-4)
3) Dalam bidang muamalah, Al-Qur’an menegaskan bahwa gotong royong yang dibenarkan dalam Islam adalah gotong royong dalam hal kebaikan dan ketakwaan, bukan dalam hal dosa dan permusuhan.
Allah swt. berfirman sebagai berikut.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam hal kebaikan dan ketakwaan dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran. (Q.S. Al-M-a’idah/5: 2)
4) Dalam bidang akhlakul karimah, Al-Qur’an memberi bimbingan kepada manusia agar memiliki akhlakul karimah. Al-Qur’an menjelaskan bahwa akhlakul karimah meliputi hubungan dengan sesama manusia, dengan Allah swt. sebagai pencipta.
5) Dalam bidang hukum, Al-Qur’an mengakui dan menghargai hak setiap manusia. Hak seseorang dapat diperoleh apabila hukum ditegakkan. Al-Qur’an telah menetapkan beberapa jenis hukuman, baik yang ringan maupun yang berat. Hukuman yang ringan berupa sanksi hukuman kejiwaan, misalnya tidak boleh menjadi saksi dalam suatu urusan. Adapun hukuman yang terberat ialah hukuman mati, baik dirajam maupun dipenggal kepalanya.

c. Susunan Bahasa

Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi sangat berbeda dengan bahasa Arab pada umumnya. Bangsa Arab terkenal memiliki kemampuan bersyair sejak zaman dahulu. Mereka sering mengadakan lomba membaca syair di Pasar Ukaz. Meskipun demikian, tidak satu pun penyair yang mampu menandingi bahasa Al-Qur’an. Setiap kali orang kafir Quraisy mengutus pemuda yang ahli bersyair untuk berdialog dengan Rasulullah saw. pasti mengalami kegagalan. Bahkan, mereka merasa kagum. Bahasa Al-Qur’an mempunyai nilai sastra yang tinggi sehingga Nabi Muhammad saw. sendiri tidak sanggup untuk menandinginya. Keindahan gaya bahasa Al-Qur’an hanya dapat dirasakan oleh orang yang paham terhadap sastra Arab.

Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Siddiq, muncul beberapa orang murtad dan mengaku sebagai nabi. Mereka mencoba membuat tandingan terhadap Al-Qur’an, tetapi tandingan yang mereka buat tidak ada nilainya sama sekali.
Allah swt. berfirman sebagai berikut.

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٢٣) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (٢٤)

Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu, dan ajaklah penolongpenolongmu selain Allah , jika kamu memang orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya) , peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Q.S. Al-Baqarah/2: 23–24)

d. Misi yang Diemban

Kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an berlaku untuk waktu sementara dan hanya untuk umat tertentu. Al-Qur’an berlaku untuk waktu selama-lamanya dan untuk seluruh manusia. Oleh sebab itu, kitabkitab suci sebelum Al-Qur’an dikatakan temporer dan lokal, sedangkan Al-Qur’an dikatakan abadi dan universal.

Kitab Zabur yang diwahyukan kepada Nabi Daud a.s. hanya berlaku untuk umatnya dan berlaku hanya pada waktu itu. Kitab Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa a.s. hanya berlaku untuk kaum Bani Israil pada saat itu. Demikian juga, kitab Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa a.s. hanya untuk umatnya pada waktu itu.

Adapun bukti yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an berlaku untuk seluruh manusia adalah firman Allah swt. berikut.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٢٨)

Artinya: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Saba’/34: 28)

4. Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup

Allah swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan tujuan yang jelas, yakni sebagai khalifah di bumi. Agar manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai pengatur bumi, Allah swt. memberi bekal berupa pikiran dan perasaan. Akan tetapi, pikiran dan perasaan saja tidaklah cukup. Banyak orang yang pandai, tetapi kepandaiannya untuk mengalahkanm pihak lain demi tercapainya keinginan sendiri. Banyak orang yang bertindak atau mengambil kebijakan berdasarkan perasaannya sendiri yang justru berakibat buruk. Oleh sebab itu, Allah swt. memberi petunjuk hidup berupa Al-Qur’an yang di dalamnya berisi berbagai peraturan,
ancaman, dan kabar gembira.

Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci agama samawi yang terjamin keasliannya, baik tulisan maupun isinya. Ribuan umat Islam di dunia ini sanggup menghafalnya secara tuntas. Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang dapat dihafalkan manusia secara tuntas, kecuali
Al-Qur’an.
Allah swt. berfirman sebagai berikut.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (٩)

Artinya: Sungguh, Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (Q.S. Al-.Hijr/15: 9)

Allah swt. menjaga keaslian Al-Qur’an dengan cara menakdirkan sebagian hamba-Nya mampu menghafal Al-Qur’an dengan ketulusan hati tanpa mengharapkan imbalan dan penghargaan dari sesama manusia. Hanya dengan mengharap rida Allah swt. mereka menyisihkan sebagian umurnya untuk menghafal Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.

5. Kewajiban Beriman kepada Al-Qur’an

Setiap orang Islam wajib beriman kepada Al-Qur’an sebagai kitab sucinya. Allah swt. berfirman sebagai berikut.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ...

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. (Q.S. An-Nis-a’/4: 136)

Setiap orang mukmin wajib menjaga keimanannya terhadap Al- Qur’an karena tidak ada kitab lain setelah Al-Qur’an.

Beriman kepada Al-Qur’an meliputi tiga hal, yaitu
a. meyakini keberadaan Al-Qur’an sebagai firman Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.;
b. meyakini kebenaran ajarannya sebagai pedoman hidup manusia;
c. mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, setiap mukmin diwajibkan untuk beriman kepada kitabkitab sebelum Al-Qur’an dengan cara sebagai berikut:
a. cukup meyakini keberadaan kitab suci tersebut dan tidak wajib mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya;
b. meyakini kebenaran ajarannya sebagai pedoman hidup manusia.
Orang yang tidak beriman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya dinyatakan telah tersesat hidupnya dari petunjuk yang benar. Orang-orang seperti itu kelak akan dimasukkan Allah swt. ke dalam neraka.

6. Manfaat Orang yang Berpedoman Al-Qur’an

Orang yang berpedoman pada Al-Qur’an berarti telah memperoleh petunjuk dari Allah swt.dan akan memperoleh manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat orang yang berpedoman pada Al-Qur’an, antara lain
a. mempunyai pegangan hidup yang jelas sehingga hati tidak bimbang dan ragu serta tidak mudah terpengaruh lingkungan yang menyesatkan;
b. memperoleh petunjuk tentang tujuan hidup yang benar, yakni menghambakan diri kepada Allah swt.;
c. tenang dalam menghadapi persoalan hidup karena yakin bahwa semua yang terjadi di dunia ini sebagai ujian dari Allah swt.

7. Sikap dan Perilaku Orang yang Berpedoman Al-Qur’an

Wujud sikap dan perilaku orang yang berpedoman Al-Qur’an, antara lain
a. mempunyai kemantapan hati terhadap kebenaran Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi manusia;
b. memiliki rasa cinta atau senang terhadap Al-Qur’an;
c. gemar membaca Al-Qur’an secara rutin setiap hari walaupun hanya satu atau dua rukuk atau beberapa surah yang pendek;
d. tidak rela apabila ada orang yang mencoba meremehkan Al-Qur’an dan berusaha untuk memperingatkannya;
e. rajin menghadiri pengajian yang ada di lingkungan sekitar, terutama pengajian yang membahas ayat-ayat Al-Qur’an;
f. berusaha untuk memiliki dan menjaga kesucian Al-Qur’an, misalnya membiasakan diri berwudu sebelum membacanya;

g. mengumpulkan dan membakar kertas atau bahan lain bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah rusak agar tidak terinjak atau dipergunakan untuk membungkus makanan.


Dikutip dari Pendidikan Agama Islam 2 untuk kelas VIII SMP Kementerian Pendidikan Nasional









loading...

Postingan terkait: