Pengertian Dan Bentuk Tes Tertulis (written test)

1.      Tes Tertulis (written test)
 Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban dari siswa secara tertulis. Tes tertulis diberikan kepada seorang atau sekelompok murid pada waktu, tempat, dan untuk soal tertentu.

a.      Tes Uraian
Secara garis besar ada dua bentuk tes tertulis, yaitu tes esai (essay test) dan tes objektif (objective test). Tes esai dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh tes objektif. Tes esai sering disebut juga bentuk uraian, karena menuntut anak untuk menguraikan jawabannya dengan  kata-kata  sendiri  dalam bentuk, teknik, dan gayanya sendiri. Tes esai sering disebut juga tes  subjektif.
Tes esai ada dua bentuk, yaitu esai terbatas dan esai tak terbatas  (bebas).
1)     Uraian    terbatas.   Misalnya,    sebutkan   fungsi   komputer   bagi   guru    dalam melaksanakan proses pembelajaran ?.
      2)      Uraian bebas
         Coba uraikan perkembangan pendidikan di Indonesia sejak merdeka sampai sekarang.
         Bagaimana peranan teknologi pendidikan dalam memecahkan masalah- masalah pokok pendidikan ?
Untuk mengoreksi tes esai, ada tiga cara yang dapat digunakan,  yaitu:
1)     Whole method, yaitu metode per nomor. Di sini guru mengoreksi pekerjaan murid untuk setiap nomor. Misalnya, kita mengoreksi nomor satu untuk seluruh siswa, kemudian nomor dua untuk seluruh siswa, dan  seterusnya.
2)     Separated method, yaitu metode per lembar. Di sini guru mengoreksi  setiap  lembar jawaban murid sampai selesai.
3)     Cross method, yaitu metode bersilang. Guru mengoreksi jawaban murid dengan jalan    menukarkan hasil koreksi dari seorang korektor kepada korektor yang  lain.
Dalam pelaksanaan pengoreksian, guru boleh memilih salah satu di antara ketiga metode tersebut, atau mungkin menggunakannya secara bervariasi. Hal  ini harus disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, guru menghendaki hasil  jawaban  yang betul-betul objektif, maka  lebih  tepat bila kita  menggunakan  metode  bersilang (cross method). Sebaliknya, bila ada waktu luang, maka ada baiknya kita  menggunakan metode pernomor (whole method) atau metode per lembar (separated method). Di samping metode-metode di atas, ada juga metode lain untuk mengoreksi jawaban bentuk uraian, yaitu :
1)     Analytical method, yaitu guru/instruktur sudah menyiapkan sebuah  model  jawaban, kemudian dianalisis menjadi beberapa langkah yang terpisah, dan bagi setiap langkah disediakan skor-skor tertentu. Setelah  satu  model  jawaban tersusun, maka jawaban masing-masing peserta didik dibandingkan dengan model jawaban tersebut, kemudian diberi skor sesuai dengan tingkat  kebenarannya.
2)     Sorting method, yaitu metode memilih yang dipergunakan untuk memberi skor terhadap jawaban-jawaban yang tidak dibagi-bagi menjadi unsur-unsur. Jawaban- jawaban murid dibaca secara  keseluruhan.
Kebaikan tes esai, antara lain : menyusun soalnya relatif mudah  dan  guru dapat menilai kreatifitas siswa, menganalisa dan mengsintesa suatu soal. Adapun kelemahan tes esai, antara lain  : sukar sekali dinilai secara tepat dan  komprehensif  dan ada  kecenderungan guru/instruktur untuk memberikan nilai seperti  biasanya.

Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun item tes esai   :
1)     Materi yang akan diujikan hendaknya materi yang kurang cocok diukur dengan menggunakan tes objektif. Misalnya, kemampuan peserta didik untuk menyusun pendapatnya mengenai suatu masalah, hasil pekerjaan peserta didik setelah mengadakan suatu kegiatan seperti peninjauan, kerja nyata, dan sebagainya, kemampuan peserta didik dalam hal mangarang, kecakapan peserta didik dalam memecahkan masalah.
2)     Setiap pertanyaan hendaknya menggunakan petunjuk dan rumusan yang jelas dan mudah dipahami, sehingga tidak menimbulkan kebimbangan pada peserta didik. Misalnya:
        Apa perbedaan antara mutu pendidikan dan pendidikan  mutu.
        Bandingkan rumusan kompetensi dasar dengan rumusan indikator. Berikan masing-masing sebuah contoh.
      –        Bagaimana sistem pendidikan nasional sejak Indonesia merdeka sampai  dengan sekarang ? Coba jelaskan dengan  singkat.
3)     Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk  memilih  beberapa item dari sejumlah item yang diberikan, sebab  cara  demikian  tidak memungkinkan untuk memperoleh skor yang dapat  dibandingkan.
4)     Persoalan dalam item tes esai hendaknya pada  hal-hal  seperti:  menelaah persoalan, melukiskan persoalan, menjelaskan persoalan, membandingkan dua hal atau lebih, mengemukakan kritik terhadap sesuatu, menyelesaikan suatu persoalan seperti menghitung, membuat contoh mengenai suatu pengertian, memecahkan suatu persoalan dengan jalan mengaplikasikan prinsip-prinsip yang telah dikuasainya, dan menyusun suatu  konsepsi.

b.      Tes objektif
Tes objektif (objective test) menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan  jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban  singkat.
Bentuk Benar Salah (true false) :
Di bawah ini ada sejumlah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, benar atau salah. Anda diminta untuk menentukan jawaban masing-masing pernyataan tersebut, benar atau salah. Jika benar tulislah tanda tambah (+), sebaliknya jika salah tulislah tanda (O) di depan nomor masing-masing pernyataan itu. Nomor 1 dan 2 adalah contoh bagaimana caranya mengerjakan soal-soal  selanjutnya.
+      1.   Menurut pendapat para ahli, objek evaluasi banyak ragamnya.
O      2.   Menurut Stanley, objek evaluasi adalah perilaku  manusia.
3.      Menurut Witherington, objek evaluasi adalah prestasi belajar  siswa.
4.      Objek evaluasi dapat dibagi tiga bagian, yaitu perkembangan pribadi murid, isi pendidikan, dan proses  pendidikan.
Di samping bentuk di atas, ada juga bentuk yang lain, yaitu jawabannya sudah disediakan. Para siswa tinggal memilih dengan memberi tanda silang (X). Contoh  :
1.      B – S   Studi evaluasi identik dengan studi  statistik
2.      B – S   Evaluasi berbeda dengan  pengukuran.
3.      B – S    Evaluasi merupakan bagian yang integral dari proses belajar-mengajar.
4.      B – S   Pengukuran berkenaan dengan masalah  kualitatif.
Bentuk yang lain adalah jawabannya telah disediakan, tetapi jawaban yang disediakan itu bukan B – S, melainkan Ya – Tidak.  Contoh:
1.      Ya – Tidak : Apakah evaluasi berhubungan dengan masalah  kualitatif?
2.      Ya – Tidak : Apakah kegiatan evaluasi berarti kegiatan membuat  putusan?
3.      Ya – Tidak : Objektif termasuk prinsip evaluasi
4.      Ya – Tidak : Kesahihan dan keandalan merupakan ciri pokok  evaluasi.
Kebaikan bentuk B – S antara lain mudah disusun  dan  dilaksanakan, karena  itu banyak digunakan, dapat mencakup materi yang lebih luas, dapat dinilai dengan cepat dan objektif, banyak digunakan untuk mengukur fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Adapun kelemahan bentuk B – S adalah ada kecenderungan peserta didik untuk menjawab coba-coba; pada umumnya soal memiliki derajat keandalan yang rendah, kecuali jika itemnya banyak sekali; sering terjadi kekaburan, karena itu sukar untuk menyusun item yang benar-benar   jelas.

Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun item bentuk B – S   :
1.      Dalam menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah item cukup banyak, sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Sebaliknya, jika jumlah item kurang dari 50 buah, kiranya kurang dapat  dipertanggungjawabkan.
2.      Jumlah item yang benar dan yang salah hendaknya  sama.
3.      Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat yang sederhana.
4.      Hindarkan pernyataan yang terlalu umum dan  kompleks.
5.   Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki. Misalnya: biasanya, umumnya,  selalu.

Kelemahan yang paling menyolok dari bentuk benar–salah ini adalah sangat mudahnya ditebak tanpa dapat diketahui oleh korektor. Untuk menghilangkan kelemahan ini, maka harus menambahkan pada item  benar-salah  ini  dengan “koreksi”. Di sini testi tidak hanya dituntut memilih benar atau salah dari setiap item, tetapi harus dapat memberikan koreksi jika suatu item dinyatakan salah oleh  testi.
Misalnya:
1.         B – S :     Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku.  _                   
2.         B – S :     Objektifitas merupakan tujuan evaluasi                      _
Jika pernyataannya sudah benar, maka tidak perlu dikoreksi lagi, artinya testi langsung menyilang huruf B (benar). Sebaliknya, jika pernyataannya salah, testi harus membenarkan bagian kalimat yang digarisbawahi atau cetak miring dan menempatkannya pada titik-titik atau garis kosong yang terletak di belakang  item  yang bersangkutan. Adapun bagian kata yang dicetak miring itu harus merupakan inti persoalannya. Jadi, tidak boleh kata yang  sembarangan.

Bentuk Pilihan-Ganda  (multiple choice)
Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian,  aplikasi,  analisi, sintesis dan evaluasi. Bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem. Sedangkan pilihan jawaban  itu  mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut  option.
Ada beberapa jenis bentuk pilihan-ganda ini, antara  lain:
  • Distracters, yaitu option yang bukan merupakan jawaban yang  benar.
  • Analisis hubungan antarahal, yaitu untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dengan alasan  (sebab-akibat).
  • Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa kemungkinan jawaban dan disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas testi adalah memilih jawaban yang salah  tersebut
  • Variasi berganda, yaitu memilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya betul, tetapi ada satu jawaban yang paling betul. Tugas testi memilih jawaban yang paling  betul itu.
  • Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas testi adalah mencari satu kemungkinan jawaban dan  melengkapinya.
Contoh jenis distracters :
Ciri-ciri evaluasi yang baik adalah ....
1.     keefektifan dan efisiensi
2.     objektivitas dan integritas
3.     kesahihan dan keandalan
4.     komprehensif dan kooperatif  Contoh analisis hubungan antar hal :
Pada soal di bawah ini terdapat kalimat yang terdiri atas  pernyataan (statement) dan alasan (reason).
Pilihan:
A.    Jika pernyataan benar, alasan benar, dan alasan merupakan sebab dari pernyataan.
B.     Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi alasan bukan merupakan sebab dari pernyataan.
C.     Jika pernyataan benar, tetapi alasan salah
D.    Jika pernyataan salah, tetapi alasan benar.
      E.     Jika pernyataan salah, dan alasan salah. Soal:
Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung SEBAB Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa Barat.
Penjelasan:
               –        “Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung” merupakan pernyataan yang  benar.
        “Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat” merupakan  alasan  yang  benar dan merupakan sebab dari  pernyataan.
Jawaban:
Jadi, jawaban yang betul adalah A. Contoh variasi negatif :
Prinsip evaluasi meliputi hal-hal sebagai berikut,  kecuali:
a.       objektivitas
b.      kontinuitas
c.       integritas
d.      keefektifan
Contoh jenis variasi berganda:
Para siswa hendaknya menghormati ...
a.       sesama teman
b.      guru-gurunya
c.       orang tuanya
d.      teman, guru, dan orang tuanya Contoh jenis variasi yang tidak lengkap:
Sumpah pemuda dicetuskan pada tanggal ...
a.       28 Oktober tahun  . . . . .
b.      20 Oktober tahun  . . . . .
c.       10 Oktober tahun  . . . . .
d.      1  Oktober tahun  . . . . .
Kebaikan tes bentuk pilihan ganda, antara lain : cara  penilaian  dapat  dilakukan dengan mudah, cepat, dan obyektif serta kemungkinan testi menjawab dengan terkaan dapat dikurangi. Kelemahannya adalah kebanyakan hanya digunakan untuk menilai ingatan saja, sukar menyusun tes yang benar-benar baik serta memerlukan waktu dan tenaga yang  banyak.
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun iten tes bentuk pilihan ganda    :
1.      Berilah petunjuk mengerjakannya dengan  jelas.
2.      Jangan memasukkan materi yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik.
3.      Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan  berarti.
4.      Pernyataan dan alternatif jawaban hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus.
5.      Panjang alternatif jawaban pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada itemnya.
6.      Usahakan agar soal dan alternatif jawaban tidak mudah  diasosiasikan.
7.      Dalam penyusunannya, pola kemungkinan jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis.
8.      Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang  benar.

Bentuk  Menjodohkan (matching)
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda. Perbedaannya adalah pilihan ganda terdiri atas item dan option,  kemudian  testi  tinggal memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan  soal,  dan  kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban harus dibuat lebih banyak dari jumlah soal. Contoh  :
Daftar A
. . . . . . . . . . belia
Daftar B
1. Sayur


6. Segar
. . . . . . . . . . sedan
2. Lauk
7. Mobil
. . . . . . . . . . pikuk
. . . . . . . . . . pauk
3.      Sedu
4.      Hiruk

. . . . . . . . . . mayur
5. Muda


 
Di bawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar A dan daftar B. Tiap-tiap kata yang terdapat pada daftar A mempunyai pasangannya masing-masing pada daftar B. Anda harus mencari pasangan-pasangan itu. Tulislah nomor kata yang anda pilih  itu di depan pasangannya  masing-masing
Kebaikan tes bentuk menjodohkan antara lain : dapat dinilai dengan mudah  dan objektif, serta relatif mudah disusun. Kelemahannya adalah ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja dan kurang baik untuk menilai pengertian guna membuat tafsiran.
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk  menjodohkan  :
1.        Petunjuk hendaknya jelas, singkat, dan  tegas
2.       Hendaknya kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri sedangkan jawabannya di sebelah kanan
3.       Jumlah alternatif jawaban hendaknya banyak daripada jumlah  soal
4.    Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu. Misalnya, sebelum pada pokok persoalan, didahului dengan stem, atau bisa juga langsung pada pokok persoalan.
5.       Hendaknya seluruh kelompok soal dan jawaban hanya pada pokok  persoalan.
6.       Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok  persoalan.

Bentuk  Jawaban Singkat (short answer) dan  Melengkapi (completion) :
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban  dengan  kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, item tersebut berupa suatu kalimat bertanya yang dapat dijawab dengan singkat.  Contoh:
1.      Siapa Presiden Republik Indonesia sekarang  ?
2.      Berapa penduduk Indonesia tahun 2009  ?
Sedangkan item bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak lengkap.
Contoh
1.      SEA Games ke XIV berlangsung di . . . . tahun . . . . .
2.      Double winner sepak bola Indonesia tahun 2008 adalah . . . . dari provinsi . .  .
Kebaikan tes bentuk jawaban singkat dan melengkapi antara  lain  relatif  mudah disusun, sangat baik untuk menilai kemampuan testi yang berkenaan dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminology serta pemeriksaan  dapat  dilakukan dengan  objektif.  Kelemahannya  adalah  pada  umumnya  hanya  berkenaan     dengan kemampuan mengingat saja, sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan; pada soal bentuk melengkapi, jika titik-titik kosong yang harus diisi terlalu banyak, para testi sering terkecoh; pemeriksaan lembar jawaban membutuhkan waktu yang cukup banyak.
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk jawaban singkat dan melengkapi :
1.      Hendaknya tidak menggunakan item yang terbuka, sehingga ada kemungkinan  testi menjawab secara terurai.
2.      Untuk item bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari buku (textbook).
3.      Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat daripada pada awal  kalimat.
4.      Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah  untuk  masalah  yang urgen saja.
                5.      Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif  jawaban.
                6.      Dapat digunakan gambar-gambar, sehingga dapat dipersingkat dan  jelas.


Cara mengoreksi bentuk tes objektif :
Sesudah item disusun, kemudian diadakan tes, maka selanjutnya kita mengoreksi jawaban siswa dari tiap item yang diberikan. Untuk mengoreksi jawaban tersebut kita harus menggunakan kunci jawaban (scoring key) sebagai acuan dan patokan yang pokok. Jika kunci jawaban ini sudah disediakan, maka siapapun dapat mengoreksi jawaban tersebut secara cepat dan  tepat.

Kebaikan tes objektif, antara lain : seluruh materi yang diajarkan dapat dinyatakan pada item-item tes objektif; kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian dapat dihindarkan. Kelemahannya antara lain : menyusun soalnya sangat sulit, membutuhkan waktu yang lama, ada kemungkinan testi mencontoh  jawaban  orang lain dan berpikir pasif, umumnya hanya mampu mengukur proses-proses mental yang dangkal.

loading...

Postingan terkait: